Langsung ke konten utama

Sore ini ku ingat kamu

Sore ini, aku teringat kamu. Dan itu menghambat kerjaanku. Karena otak mendadak nge-leg untuk menyelesaikan deadline. Ada sumbatan yang membuat pikiranku mampet. Dan ternyata ingatan tentangmu yang menyumbatnya. Haha.

Bertahun tahun sudah ku baca novel Dilan 1, Dilan 2, hingga Dilan 3. Dan baru kali ini aku membenarkan ucapan dia, "Rindu itu berat." Ah! aku baru merasakan itu sekarang. Telat sekali. Berat kalau tidak segera bertemu. Lebih berat lagi kalau memang tidak bisa bertemu. 

Ku ingin menyapamu. Untuk sekedar bertanya "Tadi solat subuh jam berapa? Kalau aku kesiangan loh, jam 6."  Atau bertanya "Hari ini pake baju warna apa? Aku warna hitam loh." Haha. Atau pertanyaan yang lebih receh lagi seperti "Kamu tau ngga, aku pernah mencantumkan namamu di majalah UKM ku dulu loh. Dan itu jadi pertanyaan seluruh anggota. Dan aku tak bisa menjawab apa2 selain senyum2 tanpa dosa." Hehe.

Tapi ya sudah. Percuma aku me-list semua pertanyaan itu. Toh tak mungkin aku kirimkan ke kamu. Cukup ku tulis di sini saja ya. Semoga malaikat Jibril membaca, dan menyampaikan padamu, hehe.

Aku menulis post ini sambil di temani tracklist lagu2 Gfriend. Ahh.. tambah sedihnya. Mendengar grup mereka bubar, yang pertama terlintas di pikiranku apa? "kamu"

Iya kamu. Aku buru-buru ingin cerita padamu. Tapi ngga bisa......  

.........

Ahh... aku tak sanggup nerusin cerita lagi. Kapan2 lagi yaa... Sudah basah semua pipiku. Air mata ini tak bisa ku ajak kompromi dan sudah terlanjur keluar.

Dimana kamu berada, sehat selalu yaa.... :')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita

Hy...  Kamu dimana? Aku ingin cerita Tentang mata yang susah merem Kulit yang alergi ikan Tirai baru jendela kamarku Dan es pisang ijo yg lezat :)  Hy...  Malam ini, kamu dimana?  Aku ingin ngebacot Tentang kamar yang panas padahal sudah ada kipas angin Cucian yg ngga wangi padahal sudah pakai banyak detergent Tikus yg berkeliaran di dapur Dan kamar mandi yg sudah ku gosok gosok tetap saja ngga glowing :)  Sudah.. Itu aja..  Selamat istirahat kamu..  Kapan2 ayo kita mendaki bukit lagi,  Atau jelajah pasar malam...   :) 

...............

Ada banyak kata, yang tak sempat terucap saat kita masih bisa berhadapan satu sama lain. Egoku yang tinggi, atau memang tak ada kamus yang cocok untuk mendefinisikan apa yang ku rasakan padamu.  Kini diam menjadi satu satunya obat rindu yang bisa dikonsumsi. Karna dosis kenangan itu makin tinggi efek sampingnya. Mari kita sama-sama menerima, bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.  Namun bagaimana bisa ku cegah rindu padamu, bila melupakanmu saja justru lebih menakutkan dari sakit itu sendiri.  Haha... Malam ini aku puitis sekali rasanya. Tak apa, mendeskripsikan perasaan suka memang tak semudah mengeja kata-kata. Kau cukup menyimpan banyak memory di otakku. Bahkan flashdisk 1 tera sepertinya masih kurang untuk menyimpan file-file penuh history.  Ahh.. Mengapa dulu tak kuucapkan cinta seratus kali sehari? Bahkan seribu kali sehari. Karna untuk sekarang, kuucap sejuta kali pun sudah tiada arti.  Love you Love you Love you too Ya sudah. 3x saja mungkin cukup, untuk hari ini...  :) 

Pinus

Tak ada yang benar benar tau, rasa yg semula kosong, lalu menggebu dengan hebat. Juga serpihan fikiran, yang bergelayut tiap malam di antara bantal-bantal.  Aku tak pandai menghipnotis apapun. Bahkan kedipanku tak mempan pada sebuah kisah klasik ini. Hanya saja, otakku sedikit bekerja lebih keras, dalam meng improvisasi semesta, sembari kuserahkan semua pada-Nya.  Aku hanya ingin berbagi cerita padamu. Meski lewat perantara blog yang entah dilirik atau tidak. Cerita tentang pinus yg kembali ku jelajahi, pohon-pohon menjulang tinggi dan menciptakan teduh yg rindang. Sekelebat bayangmu lewat di sampingku. Membawa kotak makan berisi ikan goreng, dan nasi putih.  Kau tau, jalanan yg dulu masih tanah, sudah terbentang jembatan-jembatan kayu yg indah. Dengan paku paku yang masih mengkilap, dan tali-tali yg serupa dengan tali safety panjat tebing saat dulu di mapala.  Kau ingat? Ada semacam rumah pohon yang bisa kita gapai dengan naik tangga. Yang ikut bergoyang saat angin menggoyangnya. Aku