Langsung ke konten utama

Celoteh Minggu pagi

Aku kehilangan strategi bagaimana ku harus bersikap di depanmu. Ramah, cuek, atau justru kasar. Semua sudah ku coba. Namun selalu saja, ku merasa itu tidak tepat. Aku kehilangan diriku yang natural untuk bertingkah di depan orang lain. Itu bukan aku. Aku tak seperti itu. 

Aku bisa saja senyum, menjawab semua pertanyaanmu dengan ramah, dan bertanya balik seputar kabarmu, kegiatanmu saat ini, kerjaanmu, atau drakor apa yg tengah kau tonton. Atau juga, lagu Gfriend apa yang terakhir kau dengar. Ahh.. Sepertinya sudah tak kau dengarkan lagi ya. 

Tak apa, mengetahui kau masih ada di pulau yang sama denganku sudah cukup membuatku tenang. Mendengar pernyataan bahwa kau masih sayang, itu cukup menenangkan pikiran. Meski entah, kau memberikan pernyataan yang persis seperti itu ke berapa wanita mungkin. Hahaa.. Fakboy memang. 

Yang jelas, beri tau aku, kapanpun kau mulai berhenti memikirkanku, kapan berhenti menyayangiku, atau kapan rasamu terhadapku lenyap. Supaya apa? Aku tenang melihat kau bahagia dengan yg lain. 

Melihat kenyataan kau menyayangiku dengan posisi kau masih bersamanya itu..... sesuatu. Ah.. Sulit ku jabarkan di sini. 

Tak masuk akal. Sungguh tak masuk akal. Logikanya, bila menyayangiku, sudah tentu serius dan mau menikahiku. Ahhh entahlah.. 

Besok aku mulai cerita si A lagi, melihat bagaimana perjuangannya mendapatkan hatiku. Susah memang, hatiku terkenal keras seperti batu. Bahkan untuk menyadari bahwa aku juga menyayangi orang yg menyayangikupun butuh bertahun-tahun lamanya. Telat :(

Oon emang aku. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

New Chapter for My "F"

Haha sudah usang ternyata. Aku kembali dengan cerita baru. Kembali ke blog keramat yang isinya umpatan2 manis terkait hati yang sampai saat ini masi "tak terkonsep". Waktu berjalan lambat pada keadaan hati yang porak-poranda. Semalam air mataku berjingkrak kembali. Bercampur dengan luapan emosi kepadanya yang tak berujung tenang. Entah manusia macam apa kau. Empati NOL.  Kami kembali bersama setelah tragedi "nguping" malam itu. Tepatnya kau yang memilih kembali. Dengan segala resiko yang akan terjadi di kemudian hari. Entah setan atau malaikan yang memenangkan hatiku ketika itu. Semalam aku berhadapan dengan monster. Mengapa tak kau katakan saja yang sebenarnya. Aku bukan jaksa penuntut umum yang menuntutmu bersujud di kelingking jari kakiku. Dan permintaanku tak semuluk-muluk korban investasi bodong Indra Kenz.  Mengapa kau sulit sekali menangkap maksudku. Cukup bilang "Iya, nanti kalau kau menyakannya lagi, aku bilang apa adanya." Cukup. Maka dunia akan ...

Puisi Nyeleneh

Nah, ternyata puisi gak harus muluk muluk pake kata kata yang puitis atao dengan majas majas yang hyperboll. Bagi loe yang pengen mbuat puisi tapi gak bisa berkata-kata yang puitis, loe bisa cari alternatif lain yaitu bikin puisi dengan kata-kata nyeleneh nan aneh.   Jadi gak harus pake kata yang indah-indah. yang penting loe bisa ngerangkai dengan bumbu-bumbu kata yang lucu. Jadi kesan orang yang mbaca tuh gak bosen dan cenderungg ingin mbaca terus. Bentuknya emang gak berbait-bait, tapi lebih ke paragraf dengan makna tersirat. Contohnya gini : "Bila malam enggan menghilang dari hari ini, dan terus bergelayut menggelapkan wajah lucuku yang buram, maka jangan kau bersedih atau melakukan hal yang dapat merubah semut menjadi badak atau tikus menjadi segerombolan sapi betina berkepala kadal." "Mungkin malam bukan segalanya bagimu dan tak berarti apa apa bagimu dan mungkin sepotong kue bertabur sambel trasi jauh lebih berharga untukmu. Namun k...