Diary Ramadhan penuh berkah bersama Abutours dan Travel
Kala itu, saat libur Ramadhan, saya tengah berselancar di dunia maya sembari menyapa teman lama di facebook, berkicau ria membagikan status galau di twitter, dan mengupdate foto-foto terbaru di instagram dengan caption yang kadang sama sekali tidak berhubungan dengan deskripsi gambar. Sekaligus saya juga menyelami lautan google untuk sekedar berburu lomba yang banyak berseliweran di internet.
Sekejap mata saya menemukan sebuah tulisan menarik berisi kompetisi menulis blog yang di selenggarakan oleh Abutours, sebuah perusahaan yang melayani jasa travel haji umroh. Di situ para calon kompetisi ditantang untuk membagikan pengalaman berharganya selama bulan Ramadhan. Wah sepertinya seru, fikir saya.
Senyum kecut sedikit terukir di bibir saya. Fikiran dan ingatan saya sejenak melayang ke momen masa kecil saya. Mungkin sekitar belasan tahun lalu.
Bila saya mengikuti kompetisi ini pada saat itu, mungkin pengalaman berharga yang akan tertuang di tulisan saya adalah saat menghabiskan waktu sore dengan bermain petak umpet, lompat tali, atau engklek di pekarangan kampung bersama teman-teman. Atau pengalaman betapa serunya menghitung jumlah 'THR' yang terkumpul di saku celana saya saat berkunjung untuk silaturahmi lebaran ke rumah sanak saudara, hehehe.
Itulah serdadu-serdadu nostalgia yang berlari kesana kemari di fikiran saya saat membaca aturan-demi aturan serta syarat ketentuan lomba yang tertera pada blog Abutours tersebut. Ya, nostalgia yang saya kenang sekarang, yang kini tengah mengenyam bangku kuliah di luar kota.
Namun, ada momen menarik yang kerap saya jumpai di bulan Ramadhan tiap tahunnya. Beberapa waktu lalu saya sedikit terkejut sekaligus merasa senang saat nomor saya diinvite menjadi salah satu anggota grup WA berisi teman-teman SD saya. Sedikit canggung memang, karena kami harus mencari topik yang pas untuk di jadikan bahan obrolan selain bernostalgia tentang betapa konyolnya kelakuan kami saat SD dulu.
Dan sampailah obrolan kami akan wacana buka bersama. Kala itu salah satu teman SD saya sempat mencetuskan rencana bukber. Kami memang jarang mengadakan meet up bersama lagi. Yahh selain tempat kuliah masing-masing dari kami yang kebanyakan berada di luar kota, juga intensitas pertemuan kami yang sudah sangat jarang, hingga mungkin di antara kami sudah tak mengenal wajah-wajah satu sama lain bila bertemu atau sekedar berpapasan di jalan.
Sulit memang mencari waktu luang yang pas untuk kami semua. Ketika seseorang mengusulkan hari Minggu, beberapa yang lain keberatan karena berhalangan dan mengusulkan hari lain. Kemudian di tentukan hari lain lagi dan makin banyak yang keberatan meski sebagian orang telah setuju. Dan pembahasan tersebut berlangsung sangat lama hingga mendekati lebaran yang kebanyakan orang pastinya sibuk mempersiapkan lebaran plus mudik ke rumah sanak saudara.
Yahh... wacana bukber tinggalah wacana. Dan pembahasan ditutup dengan banyaknya ucapan selamat hari lebaran dan minal aidzin yang memenuhi grup. Lalu endingnya adalah kata- kata "Ya udah.. next time lagi ya... "
Grup pun kembali sepi. Seperti hati saya yang sepi.
Dan itu tak hanya terjadi pada satu grup saja. Ada juga sebuah grup yang berisi teman-teman SMP saya. Pembahasan juga tentang wacana buka bersama sekaligus reuni dan temu kangen. Ya, sama seperti teman-teman SD saya, karena teman-teman SMP juga anyak yang merantau ke luar kota, ya wacana bukber tak terealisasikan.
Rencana tinggallah rencana. Dari sini saya mendapatkan banyak perspektif yang berkaitan dengan rencana kita sebagai manusia. Manusia hanya sebatas bisa merencanakan dan berusaha. Namun Allah lah yang menentukan. Banyak hikmah yang bisa saya petik dari kejadian yang selalu saya alami di bulan puasa tiap tahunnya. Seperti contoh pengalaman rencana buka bersama tersebut.
Mungkin tak hanya rencana buka bersama, banyak rencana yang selalu saya susun entah di bulan puasa ataupun di bulan-bulan lainnya yang pada akhirnya belum tercapai karena berbagai alasan. Semua ini tentunya bukan tanpa sebab. Allah-lah yang telah menentukan ini semua. Dialah yang telah menentukan setiap kejadian yang kita alami di dunia ini.
Seperti halnya pertemuan. Seberapa jauh kita merencanakan sebuah pertemuan dengan seseorang, namun apabila Allah belum mentakdirkan kita untuk bertemu, maka pertemuan tersebut tak akan pernah terjadi. Dan sebaliknya. Itu sebuah takdir yang telah Allah tentukan pada kita. Dan di balik itu semua, tentunya Allah telah menyimpan hikmah dari setiap pertemuan ataupun takdir yang kita lalui.
Ya, bila kita mau menelisik lebih jauh, sebetulnya semua pengalaman yang kita alami selalu memberikan hikmah berharga bila kita mau menelaahnya. Meskipun pengalaman itu dirasa sangat tidak menarik untuk diceritakan, namun bila kita dapat mengambil hikmah dan suri tauladannya, maka pengalaman itu akan sangat berharga.
Jadi bila saya ditanya pengalaman berharga selama puasa, maka setiap detik kejadian yang saya alami ketika Ramadhan, maka semuanya saya sebut itu berharga karena hikmah dibalik sebuah pengalaman itulah pelajaran berharga serta berkah Ramadhan yang Allah berikan dan tunjukkan kepada kita. Tinggal bagaimana kita memilah hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil dan kita jadikan sebagai media untuk membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.
Akupun kemudian mengikuti event Blog Contest Ramadhan bersama Abutours & travel yang diadakan oleh Abutours. Ini caritaku tentang diary Ramadhan penuh berkah. Semoga bermanfaat dan berkah bagi kita semua. Amiin.
Untuk informasi selengkapnya tentang Abutours bisa baca DI SINI.
#LebihDariSekedarNikmatnyaIbadah #SemuaBisaUmroh #BlogContest #Ramadhanblogcontestabutours
Kala itu, saat libur Ramadhan, saya tengah berselancar di dunia maya sembari menyapa teman lama di facebook, berkicau ria membagikan status galau di twitter, dan mengupdate foto-foto terbaru di instagram dengan caption yang kadang sama sekali tidak berhubungan dengan deskripsi gambar. Sekaligus saya juga menyelami lautan google untuk sekedar berburu lomba yang banyak berseliweran di internet.
ilustrasi |
Sekejap mata saya menemukan sebuah tulisan menarik berisi kompetisi menulis blog yang di selenggarakan oleh Abutours, sebuah perusahaan yang melayani jasa travel haji umroh. Di situ para calon kompetisi ditantang untuk membagikan pengalaman berharganya selama bulan Ramadhan. Wah sepertinya seru, fikir saya.
Senyum kecut sedikit terukir di bibir saya. Fikiran dan ingatan saya sejenak melayang ke momen masa kecil saya. Mungkin sekitar belasan tahun lalu.
Bila saya mengikuti kompetisi ini pada saat itu, mungkin pengalaman berharga yang akan tertuang di tulisan saya adalah saat menghabiskan waktu sore dengan bermain petak umpet, lompat tali, atau engklek di pekarangan kampung bersama teman-teman. Atau pengalaman betapa serunya menghitung jumlah 'THR' yang terkumpul di saku celana saya saat berkunjung untuk silaturahmi lebaran ke rumah sanak saudara, hehehe.
Itulah serdadu-serdadu nostalgia yang berlari kesana kemari di fikiran saya saat membaca aturan-demi aturan serta syarat ketentuan lomba yang tertera pada blog Abutours tersebut. Ya, nostalgia yang saya kenang sekarang, yang kini tengah mengenyam bangku kuliah di luar kota.
Namun, ada momen menarik yang kerap saya jumpai di bulan Ramadhan tiap tahunnya. Beberapa waktu lalu saya sedikit terkejut sekaligus merasa senang saat nomor saya diinvite menjadi salah satu anggota grup WA berisi teman-teman SD saya. Sedikit canggung memang, karena kami harus mencari topik yang pas untuk di jadikan bahan obrolan selain bernostalgia tentang betapa konyolnya kelakuan kami saat SD dulu.
Dan sampailah obrolan kami akan wacana buka bersama. Kala itu salah satu teman SD saya sempat mencetuskan rencana bukber. Kami memang jarang mengadakan meet up bersama lagi. Yahh selain tempat kuliah masing-masing dari kami yang kebanyakan berada di luar kota, juga intensitas pertemuan kami yang sudah sangat jarang, hingga mungkin di antara kami sudah tak mengenal wajah-wajah satu sama lain bila bertemu atau sekedar berpapasan di jalan.
Sulit memang mencari waktu luang yang pas untuk kami semua. Ketika seseorang mengusulkan hari Minggu, beberapa yang lain keberatan karena berhalangan dan mengusulkan hari lain. Kemudian di tentukan hari lain lagi dan makin banyak yang keberatan meski sebagian orang telah setuju. Dan pembahasan tersebut berlangsung sangat lama hingga mendekati lebaran yang kebanyakan orang pastinya sibuk mempersiapkan lebaran plus mudik ke rumah sanak saudara.
Yahh... wacana bukber tinggalah wacana. Dan pembahasan ditutup dengan banyaknya ucapan selamat hari lebaran dan minal aidzin yang memenuhi grup. Lalu endingnya adalah kata- kata "Ya udah.. next time lagi ya... "
ilustrasi |
Grup pun kembali sepi. Seperti hati saya yang sepi.
Dan itu tak hanya terjadi pada satu grup saja. Ada juga sebuah grup yang berisi teman-teman SMP saya. Pembahasan juga tentang wacana buka bersama sekaligus reuni dan temu kangen. Ya, sama seperti teman-teman SD saya, karena teman-teman SMP juga anyak yang merantau ke luar kota, ya wacana bukber tak terealisasikan.
Rencana tinggallah rencana. Dari sini saya mendapatkan banyak perspektif yang berkaitan dengan rencana kita sebagai manusia. Manusia hanya sebatas bisa merencanakan dan berusaha. Namun Allah lah yang menentukan. Banyak hikmah yang bisa saya petik dari kejadian yang selalu saya alami di bulan puasa tiap tahunnya. Seperti contoh pengalaman rencana buka bersama tersebut.
Mungkin tak hanya rencana buka bersama, banyak rencana yang selalu saya susun entah di bulan puasa ataupun di bulan-bulan lainnya yang pada akhirnya belum tercapai karena berbagai alasan. Semua ini tentunya bukan tanpa sebab. Allah-lah yang telah menentukan ini semua. Dialah yang telah menentukan setiap kejadian yang kita alami di dunia ini.
Seperti halnya pertemuan. Seberapa jauh kita merencanakan sebuah pertemuan dengan seseorang, namun apabila Allah belum mentakdirkan kita untuk bertemu, maka pertemuan tersebut tak akan pernah terjadi. Dan sebaliknya. Itu sebuah takdir yang telah Allah tentukan pada kita. Dan di balik itu semua, tentunya Allah telah menyimpan hikmah dari setiap pertemuan ataupun takdir yang kita lalui.
Ya, bila kita mau menelisik lebih jauh, sebetulnya semua pengalaman yang kita alami selalu memberikan hikmah berharga bila kita mau menelaahnya. Meskipun pengalaman itu dirasa sangat tidak menarik untuk diceritakan, namun bila kita dapat mengambil hikmah dan suri tauladannya, maka pengalaman itu akan sangat berharga.
Jadi bila saya ditanya pengalaman berharga selama puasa, maka setiap detik kejadian yang saya alami ketika Ramadhan, maka semuanya saya sebut itu berharga karena hikmah dibalik sebuah pengalaman itulah pelajaran berharga serta berkah Ramadhan yang Allah berikan dan tunjukkan kepada kita. Tinggal bagaimana kita memilah hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil dan kita jadikan sebagai media untuk membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.
Akupun kemudian mengikuti event Blog Contest Ramadhan bersama Abutours & travel yang diadakan oleh Abutours. Ini caritaku tentang diary Ramadhan penuh berkah. Semoga bermanfaat dan berkah bagi kita semua. Amiin.
Untuk informasi selengkapnya tentang Abutours bisa baca DI SINI.
#LebihDariSekedarNikmatnyaIbadah #SemuaBisaUmroh #BlogContest #Ramadhanblogcontestabutours
Komentar
Posting Komentar
minta coment nya donk ^_^