Langsung ke konten utama

Catatan Panggung Sandiwara

Sabtu 4 Juni 2011


Sekolah tiga taun itu rasanya cuman sebentar. Tapi ini ngga berlaku bagi napi Nusakambangan yang dipenjara tiga taun. Hanya berlaku bagi murid sekolahan yang baik dan benar. Terbukti, rasanya baru kemaren ndaftar SMP sambil tangannya digandeng sama ibu, masuk kelas 7 dengan wajah mirip nyi Blorong bengek, ngikutin MOS dengan rambut penuh pita sampe kaya sarang tawon, dan ngucapin salam ke semua kakak kelas yang lewat sampe mulutnya berbusa.

Ahh.. semua itu terlewati begitu cepat. Melewati masa-masa suram di sekolah. Saat tawuran rebutan buku PR buat disalin, disetrap gara-gara telat mbayar uang kas, nimpuk kepala temen pake bolpoin cuman buat tanya jawaban ulangan, dan ngutang ke bakul tukang somey dan mbayar bulan depan.

Ya, semua itu hanya pelengkap dalam menjalani suatu tahap jenjang pendidikan. Jenjang pendidikan SMP. Dimana murid-muridnya masih dalam tahap ABG labil, dimana kegengsian masih menjamur dan fenomena alay masih merajalela. Dimana orang keren dengan mudahnya gonta-ganti pacar 3 x sehari sedangkan orang cupu yang belum pernah merasakan mahligai kursi pelaminan cuman bisa melototin orang yang disukain dari kejauhan sambil gigit jempol jaran.

Dan semua itu kisah-kisah di sekolah yang ditutup dengan satu amplop putih berisikan selembar kertas bertulisan 'LULUS' . Ahh.. aku kaget pas mbaca kata-kata itu. Satu kata yang kerap ditunggu kehadirannya slama ini. Amplop yang kudapet dari ibuku pas pulang ke rumah. Seandainya yang ngasih amplop itu pak RT, mungkin aku ngiranya itu amplop penggalangan dana untuk mendukung pembebasan Gayus Tambunan. Sableng

Bila diibaratkan, mungkin aku dikiaskan sebagai seekor burung yang baru kabur dari kandang burung. Merasakan aura kebebasan yang telah dijamahnya begitu lama. Terbang mengangkasa meninggalkan tetek bengek aktivitas membosankan yang selalu dijalani di dalam kandang. Melayang, melayang dan terus melayang. Mengikuti kemana laju angin. Terbang, terbang menuju suatu tempat bertengger yang entah kapan didapat. Betransformasi menjadi pribadi baru yang kelak dapat diandalkan kemampuannya. Mungkin karna itu juga, perpisahan sekolah kemarin dibarengi dengan adegan pelepasan 90 burung....... emprit.


Ada 4 pilihan setelah lulus sekolah. Mau nglanjutin sekolah, langsung kerja, langsung nglamar orang, atau langsung suntik KB. Bila ditanyakan pada murid-murid yang pengen jadi the Next Albert Einstein, maka mereka sudah pasti milih pilihan no.1. Dan aku termasuk dalam golongan ini.

Dan bila tanya pada orang yang punya obsesi jadi cepet kaya seperti Gayus Tambunan, maka mereka memilih jawaban no.2. Iya, langsung kerja, dengan subtitile : kerja nyolong kotak amal mesjid. Atau bila tanya kepada orang yang punya nafsu birahi tinggi, maka dengan yakin seyakin yakinya memilih jawaban no.3 yaitu ngelamar orang dan endingnya langsung kawin lari. Dan mungkin beda lagi bila hal ini ditanyakan pada sebagian ibu-ibu, maka dengan mantap mereka bakal milih pilihan no.4. Ya, suntik KB. Dengan alasan 2 anak cukup.




Yahh, jalanku memang masih panjang untuk bisa nyasar ke Paris dan stanby di kolong Eiffel. Anak piyik umbelen kaya aku emang kerjanya cuman bisa mimpi ketinggian. Entah kapan bisa kesampean. Aku bingung. Otakku bingung. Grup band Gigi juga Bingung, dan burung hantunya Limbad pun ikutan bingung. Nyampe dengkulnya Syahrini dioprasi plastik juga kayanya bakalan masih bingung.

Intinya, carilah ilmu sampe ke negri orang. Asalkan jangan jadi babu di negri orang. Karna sejatinya, seekor burung yang kabur dari kandang akan pergi jauh meninggalkan kandangnya dan menjelajah angkasa raya untuk mencari tempat bertengger yang belum pernah dijumpai sebelumnya.



Wasalam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita

Hy...  Kamu dimana? Aku ingin cerita Tentang mata yang susah merem Kulit yang alergi ikan Tirai baru jendela kamarku Dan es pisang ijo yg lezat :)  Hy...  Malam ini, kamu dimana?  Aku ingin ngebacot Tentang kamar yang panas padahal sudah ada kipas angin Cucian yg ngga wangi padahal sudah pakai banyak detergent Tikus yg berkeliaran di dapur Dan kamar mandi yg sudah ku gosok gosok tetap saja ngga glowing :)  Sudah.. Itu aja..  Selamat istirahat kamu..  Kapan2 ayo kita mendaki bukit lagi,  Atau jelajah pasar malam...   :) 

Puisi Orang yang Jatuh Cinta Diam-Diam

Sajak Pilu Untuk Lelaki di Seberang Sana Kau.... Dengan segala rupa parasmu, Ujung hidung menawanmu, Bibir manis yang bespektrum dengan kedua pipi dan kulit putihmu.... Mata tajam dengan lentik bulu mata serta kelopakmu ... Kau... Dengan tatapan tajammu yg sejenak mengarah tepat di balutan kolosal dalam penglihatanku, Meratakan seluruh gelombang dalam permukaan pandanganku, Bersenyawa terhadap simfoni liar dalam mahligai tarian si kawanan serdadu angin senja., Menggeliat dengan serpihan radius komponen jarak antara, aku, kau.... dan, Cinta .... Kau.. Dengan untaian lisan yg terlontar, Mengudara dan menggravitasikan terhadap medan magnet abstrak tanpa perantara, Dan mendaratkan dalam ruang pemberhentian kosong kedap udara, Itu, hatiku.... Dan, kau... Entah panah emas macam apa, yang berhasil kau tarik ulurkan dari genggaman busur hatimu, Sehingga mampu melesat kilat bak permadani bermesin rocket antariksa, Dan menyelinap hebat mengendus perla

Kesinilah

Bahkan setahunpun tak cukup membuatmu hilang dari ingatanku.  Ahh nyesek sekali kali ini.  Sini, kesinilah.  Kita telusuri kembali jalanan kota yang ramai itu.  Tanpa jaket, tanpa helm Tanpa mantol juga Biar hujan ikut mendinginkan hatiku yg mulai panas Kesinilah Kita samperin abang2 makelor yang mulai lelah dagang hingga malam Kita ayunkan ayunan yang nganggur di malam hari Kita coba oreo yang hanya dipajang tanpa bisa dimakan itu Lalu berayun lagi Berayun di setiap ayunan yang kita jumpai di pinggir jalan Kesinilah Kesini sebentaaaar saja Kita cari nasi goreng limaribuan yang bahkan rasanya tidak jelas, tapi slalu ku katakan lezat Lalu kita cari gang gang sempit yang ada lampu kelap kelipnya Kesinilah Barang sekejap saja Lalu kita menuju kali code yang belum sempat kita datangi. Atau layar lebar yang belum sempat kita masuki Sudah.. Itu saja Selebihnya hanya kenangan Yang mari kita pilih Kubur dalam-dalam,  Atau kita hilangkan pelan pelan