Tak ada yang benar benar tau, rasa yg semula kosong, lalu menggebu dengan hebat. Juga serpihan fikiran, yang bergelayut tiap malam di antara bantal-bantal.
Aku tak pandai menghipnotis apapun. Bahkan kedipanku tak mempan pada sebuah kisah klasik ini. Hanya saja, otakku sedikit bekerja lebih keras, dalam meng improvisasi semesta, sembari kuserahkan semua pada-Nya.
Aku hanya ingin berbagi cerita padamu. Meski lewat perantara blog yang entah dilirik atau tidak. Cerita tentang pinus yg kembali ku jelajahi, pohon-pohon menjulang tinggi dan menciptakan teduh yg rindang. Sekelebat bayangmu lewat di sampingku. Membawa kotak makan berisi ikan goreng, dan nasi putih.
Kau tau, jalanan yg dulu masih tanah, sudah terbentang jembatan-jembatan kayu yg indah. Dengan paku paku yang masih mengkilap, dan tali-tali yg serupa dengan tali safety panjat tebing saat dulu di mapala.
Kau ingat? Ada semacam rumah pohon yang bisa kita gapai dengan naik tangga. Yang ikut bergoyang saat angin menggoyangnya. Aku tak sempat menjenguknya. Karna ibuku sudah terlalu ngos ngosan menelusuri hutan yang rutenya naik turun, hehe.
Tak banyak hal yang ku ingat lagi, selain rindu yg kala itu ikut menyatu dengan bisikan merpati yg bersendagurau dengan pinus..
Masih banyak hal yg ingin kuceritakan lagi. Denganmu. Tentang kisah dibalik nutrijel, oreo, ikan cupang, atau.. Ahh.. Sudahlah. Kupendam saja dulu. Aku malas menceritakannya.
Biarlah. Entah terpendam selamanya, atau kita gali bersama, lalu ku spill nanti di antara pinus-pinus itu...
Komentar
Posting Komentar
minta coment nya donk ^_^